Aldy. (Instagram/@aldymldni) (Instagram/@aldymldni)
INDOZONE.ID - Siapa sangka, niatnya cuma mau makan soto bareng sahabat lama malah jadi pengalaman paling menyeramkan seumur hidup. Buat Kamu yang doyan kuliner dan suka tantangan, Kamu mesti tahu kisah Satria yang nyaris nggak pulang cuma karena semangkuk soto misterius.
Yuk simak kisah mistis kedai soto dilansir dari YouTube @Arsip Horor selengkapnya!
Satria, anak kota yang udah lama nggak ketemu temennya, Rangga, memutuskan buat mampir ke desa tempat Rangga tinggal. Mereka janjian buat ngopi, ngobrol santai, nostalgia masa lalu. Tapi yang terjadi malah sebaliknya.
“Ini tempatnya,” kata Rangga sambil nunjuk sebuah warung kecil di pinggir jalan desa. Nama warung itu sederhana: Soto Bu Sarmi. Dari luar kelihatan biasa aja, tapi atmosfernya langsung bikin bulu kuduk berdiri. Hening, cuma suara sendok beradu sama mangkok, dan pelayannya... punya sorot mata penuh ketakutan.
Tanpa banyak tanya, mereka pesan soto daging. Pas suapan pertama, Satria langsung freeze—ini soto terenak yang pernah dia makan. Kuahnya kental, aromanya tajam, rasa gurihnya nyangkut di lidah. Tapi anehnya, dagingnya merah agak kemerahan, beda dari daging sapi biasa.
Belum sempat habis, pelayan perempuan itu mendekat sambil pura-pura beresin meja sebelah. Dengan suara lirih dia bilang, “Jangan datang di tanggal genap.”
Satria langsung mikir keras. Apaan coba maksudnya? Dan kenapa cuma buka di tanggal ganjil? Tapi sebelum bisa nanya lebih lanjut, pelayan itu udah ngilang.
Malamnya, Satria ngobrol sama salah satu warga desa, Pak Karta. Pas nanya soal warung Bu Sarmi, ekspresi Pak Karta langsung berubah. “Banyak yang datang ke sana, tapi nggak semua pulang,” katanya datar. Satria makin penasaran, apalagi pas dia buka internet dan nemu berita-berita lama soal orang hilang di desa itu. Semua punya pola sama: terakhir terlihat makan di warung soto itu.
Besoknya, dia kembali ke warung. Pelayan yang ternyata bernama Laras, akhirnya kasih secarik kertas ke Satria: “Jangan datang di tanggal genap”. Gila, ini udah bukan sekadar peringatan, tapi semacam kutukan.
Satria mutusin buat menyelidiki. Diam-diam dia ngintip dapur warung dan... hampir muntah. Di atas meja ada potongan daging mentah yang jelas bukan ayam atau sapi. Pisau besar masih berlumuran darah. Dan yang paling bikin shock: Laras dengan tenang mulai motongin daging itu.
Ini bukan dapur warung biasa, ini tempat jagal. Tapi siapa yang jadi korban?
Satria lari ke rumah Rangga, berharap dapat penjelasan. Tapi yang dia dapet malah lebih mengerikan.
“Setiap tanggal genap, harus ada tumbal,” kata Rangga tenang sambil nyeruput kopi. “Kau pikir kenapa sotonya seenak itu? Karena bukan daging biasa.”
Satria nggak percaya. Tapi ekspresi Rangga jelas nggak main-main. “Aku harus bawa seseorang, Sat. Dan kali ini giliranmu.”
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Hindustantimes.com